23-03-2012, 11:04 AM
PENDAHULUAN
BAB I IKMKP.docx (Size: 16.51 KB / Downloads: 38)
Latar Belakang
Berdasarkan fakta yang berhasil dihimpun dari IOF (Internation Osteoporosis Foundation), didapat data yang menunjukkan bahwa patah tulang osteoporosis di seluruh dunia diperkirakan terjadi setiap 3 detik dan patah tulang belakang setiap 33 detik, Osteoporosis juga diperkirakan mempengaruhi 200 juta wanita di seluruh dunia dengan rincian sekitar sepersepuluh dari wanita berusia 60, seperlima dari wanita berusia 70, dua-perlima dari wanita berusia 80, dan dua-pertiga dari perempuan berusia 90. IOF juga melakukan estimasi bahwa pada tahun 2050, kejadian patah tulang pinggul di seluruh dunia pada pria diproyeksikan meningkat sebesar 310% dan 240% pada wanita. (IOF)
Di masa depan, penyakit tidak menular akan lebih menjadi isu utama. Masyarakat nantinya akan menghadapi masalah penyakit salah satunya adalah osteoporosis. Peningkatan kewaspadaan terhadap osteoporosis sejak dini harus ditingkatkan mengingat prevalensi atau angka kejadiannya di Indonesia cukup tinggi. Menurut data "Indonesian White Paper" yang dikeluarkan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), prevalensi osteoporosis pada 2007 mencapai 28,8% untuk pria dan 32,3% untuk wanita. Angka ini juga didukung hasil analisis data risiko osteoporosis oleh Puslitbang Gizi Depkes bekerja sama dengan Fonterra Brands Indonesia yang dipublikasi 2006 lalu bahwa 2 dari 5 orang Indonesia memiliki risiko mengalami osteoporosis (Yusharmen, 2008).
1.2 Tujuan
1. Menggali fakta dan data statistik tentang osteoporosis di dunia pada umumnya dan di Indonesia khususnya.
2. Membahas faktor risiko, metode pencegahan, terapi, dan dampak osteoporosis yang tidak terdeteksi.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat luas untuk peduli akan faktor risiko osteoporosis.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui fakta dan data statistik tentang osteoporosis di dunia pada umumnya dan di Indonesia khususnya.
2. Mengetahui faktor risiko, metode pencegahan, terapi, dan dampak osteoporosis yang tidak terdeteksi.
3. Masyarakat lebih peduli akan faktor risiko terjadinya osteoporosis